Kamis, 30 September 2010

Goa Ngingrong - Gunungkidul



Goa Ngingrong merupakan salah satu goa di Kabupaten Gunungkidul yang sangat mudah dijangkau, karena letaknya yang berada tepat di Lembah Karst Mulo. Kawasan lembah ini sering dilewati para wisatawan yang hendak menuju Objek Wisata Pantai Siung atau Wediombo dari arah Yogyakarta.
Goa Ngingrong memiliki mulut goa yang sangat besar, namun untuk melihat mulut goa ini anda tetap harus menuruni lembah karst dengan lereng bukit yang sedikit terjal. Beikut beberapa gambarnya:

perjalanan menuju mulut Goa Ngingrong

 mulut goa dari atas lembah

Gambar Goa Ngingrong lainnya:






Untuk menyusuri Goa Ngingrong memang terdapat dua pilihan, apabila anda menghendaki penyusuran panjang sampai ke dalam maka anda memerlukan peralatan tali temali. Hal ini dikarenakan setelah sekitar 30 meter masuk goa ini, anda dihadapkan pada medan semi vertikal yang memerlukan bantuan tali untuk menuruninya :D

Selasa, 21 September 2010

Goa Greweng - Wediombo Gunungkidul


Goa Greweng terletak di wilayah Pantai Wediombo, Kabupaten Gunungkidul. Goa ini hanya salah satu goa yang berada di wilayah Pantai Wediombo, karena berdasar informasi yang kami dapatkan, di wilayah pantai ini setidaknya ada 3 goa, yakni goa greweng, goa bentis dan goa lowo.
Untuk mencapai goa ini anda hanya perlu datang ke Pantai Wediombo, setelah itu mintalah informasi tentang goa greweng atau bentis, maka anda akan diberikan arah jalan menuju goa-goa tersebut.

untuk mencapai Goa Greweng, ada baiknya menanyakan terlebih dahulu arah jalan ke goa ini, karena letak goa dari Pantai Wediombo lumayan jauh dan dilalui dengan jalan kaki (sangat cocok untuk kegiatan hikking)

perjalanan diwarnai (sedikit) naik turun bukit karena goa terletak dilereng bukit berdekatan dengan pantai.

gambar mulut goa sebelah atas, bagi anda yang ingin memasuki goa ini bisa melalui entrance bawah (lereng bukit) atau melalui atas bukit.

Beberapa gambar dalam goa:












Senin, 13 September 2010

Kenapa untuk mengagumi alam harus berbelit ?

Yup, sebenarnya pertanyaan di atas adalah satu ungkapan "kepenasaran" saya sebagai orang yang memiliki kesukaan dan minat yang menggebu terhadap keindahan alam (liar) namun harus terbentur dengan berbagai "kendala" dan (tentu saja) salah satunya adalah "modal" materiil. Jujur, saya bukanlah orang profesional dalam teknik-teknik penelusuran goa atau pendakian gunung namun setidaknya saya berhak dan merasa mampu mempelajarinya tanpa harus melalui proses yang belibet dan terkesan melebih2kan.
Ketika kuliah semester awal, saya sempat tertarik untuk bergabung dengan (salah satu) kelompok mahasiswa pecinta alam. Namun, singkat cerita, setelah saya amati dan teliti dari waktu kewaktu kok kegiatan mereka lebih menonjol pada beberapa sisi negatif (yang secara pribadi saya sangat tidak cocok). Untuk masuk saja kita memang harus di-junior-kan (sekali), setelah masuk (berdasarkan pengamatan) kita harus "mau" ikut tradisi yang sangat tidak relevan seperti minum minuman keras, dsb. Saya pikir wajar saja kalau ini merupakan salah satu "keberbelit-an" untuk menganggumi alam. Selang waktu saya berpikir untuk melakukan kegiatan "mencintai" alam secara individu, dengan mengajak teman-teman se-minat yang tidak memerlukan biaya mahal dan peralatan "bergengsi".. toh saya pikir kalau hanya untuk hiking atau sekedar menyusuri bukit untuk apa harus pakai sepatu seharga 300rb? atau beli tas dengan merek "outdoor" abiss gitu?
Saya pikir kadang bisa jadi dalam hati orang yang ber"outdoor gear" mahal akan merasa malu ketika melakukan penyusuran bukit atau lembah atau katakanlah goa horisontal yang kering bertemu dengan penduduk lokal yang hanya "cekeran" (tanpa sandal) sambil megang sabit dan seonggok rumput dengan santainya mendahului mereka.
Dari uraian singkat ini, sebenarnya beberapa hal yang wajib dimiliki pada diri pengagum alam adalah kesadaran akan alam adalah bagian dari diri kita, bagian dari hidup kita baik masa kini maupun masa depan, dengan begitu dia akan menghargai alam dan juga (tentunya) akan menghargai hidupnya sendiri. Dia tidak akan merusak alam seperti (contohnya) membuang botol bir di dalam gua, dsb.. dan dia juga tidak akan dengan "sembrono"nya bludas-bludus menyusuri lokasi alam diluar pengetahuan dan kemampuannya. Jadi pada intinya kita semua berhak mengagumi alam dan mengunjungi alam selama alam tersebut mengijinkan kita.
Salam Wisata Murah..

Minggu, 12 September 2010

IDUL FITRI 1431 H

Tim Wisata Alam Murah mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Tetap Semangat, Tetap Cintai Alam Ini, dan ikuti petualangan kami selanjutnya..

Rabu, 08 September 2010

Goa Jepang - Sleman


Goa Jepang adalah (mungkin) satu2nya goa buatan manusia yang kami kunjungi, karena untuk daerah Sleman sendiri sepertinya memang tidak ada goa alami karena tidak ada hamparan tanah karst layaknya di kabupaten lain (Gunungkidul, Bantul & Kulonprogo) di Yogyakarta. Goa ini terletak di kawasan Kaliurang, dan terdiri atas banyak lubang goa, langsung saja berikut beberapa gambarnya, yuuks..




Beberapa goa yang dibangun pada masa pendudukan Jepang memang sepertinya dibangun untuk gudang artileri dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lain (yang kami belum tahu pasti fungsinya) seperti gambar-gambar berikut :




Untuk ke Goa Jepang ini, anda hanya perlu memasuki kawasan wisata Kaliurang, dan sebaiknya mempersiapkan penerangan yang memadai karena cukup gelap, selain itu kondisi tanah cenderung gembur, dan banyak air menetes (karena bukan dinding kapur / karst).

Goa Sriti - Kulonprogo


Goa Sriti terletak di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta, merupakan salah satu goa yang cukup mudah dijangkau. Jika anda hendak berwisata ke Puncak Suroloyo (dari arah Jogja) maka anda akan melewatinya, cukup masuk kurang lebih 1 km dari Jalan Samigaluh maka anda akan menemui plang (yang sudah rapuh) ke arah Goa Sriti. Berikut beberapa gambar Goa Sriti, yuuks..

Menuju mulut Goa Sriti


Mulut Goa Sriti




Goa Sriti tergolong goa pendek, dengan mulut goa cukup kecil, namun ruang goa cukup luas (dan gelap tentunya). Menurut namanya "sriti" kami pikir didalamnya akan dijumpai burung-burung sriti, tapi ternyata yang ada adalah (tetap) kelelawar :D

Selasa, 07 September 2010

Goa Mulo / Goa Ngoboran - Gunungkidul

Goa Ngoboran, ada juga yang menyebut Goa Mulo adalah salah satu goa di Gunungkidul yang sangat mudah diakses. Letak goa ini ada di kawasan lembah karst Mulo, Semanu, Gunungkidul yang apabila anda sedang menuju Pantai Siung atau Wediombo anda akan melewatinya. Langsung saja kita liat kondisi goa-nya.. yuuks


Entrance Goa Mulo / Ngoboran



Melewati gerbang goa, kita langsung siap2 basah karena goa ini memang dialiri air.. dasar goa pertama kita masuk adalah berupa endapan lumpur, so ati2 kalau terpeleset :D


Aliran air dalam goa



beberapa stalagtit, sebagian memang masih hidup (dialiri air)




tim wisata alam murah


Ujung belakang goa


Sebelah goa juga terdapat goa kecil (ga tau namanya) dan belum sempat kami masuki..



Goa Gajah - Bantul

Goa Gajah adalah salah satu goa yang masih tergolong alami, belum ter-komersil, mudah diakses dengan pemandangan yang cukup menarik. Goa Gajah terletak di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Langsung liat beberapa foto goa-nya.. yuuuks

 

Mulut Goa Gajah

Goa ini terdiri atas beberapa ruangan & lorong (saking banyaknya hehe).. dengan berbagai ukuran, dari namanya saja "Gajah" yang konon di dalemnya ada batu menyerupai gajah (brarti luas juga khan..)
gambar di atas adalah lorong pertama yang kita jumpai ketika masuk mulut gua..

Nah.. ini satu lorong sempit (tinggi kurang lebih 0,5 meter dengan panjang kira-kira 5-6 meter)..

Dinding goa terlihat menarik, karena ber-tekstur halus.. seperti dinding batu.

Satu lagi lorong sempit, yang ketika mencoba masuk ternyata dari dalem lorong keluar kelelawar goa beterbangan.. (ngantri dulu, hehehe)

Ruang goa satu ini juga cukup pendek (harus menunduk kalo ga mau kejedot :D)

Ruangan ini sangat sunyi, dengan aroma yang cukup aneh (bagi kami), semacam wangi (harum-red).. sepertinya cocok untuk meditasi :D

Tiap ruang dipisahkan oleh gerbang (entrance) dengan ketinggian yang rendah (0,5-1 meter) selanjutnya bertemu ruangan yang cukup luas dan tinggi.

Bagian belakang goa terdapat "pintu keluar" yang berbentuk gerbang (agak) vertikal.. disinilah konon terletak batu berukuran gajah.

Gambar-gambar lain :




Apabila anda tertarik untuk mengunjungi goa ini, langsung aja ke Jogja, menuju arah Makam Raja Imogiri. Akses lebih mudah apabila menggunakan kendaraan pribadi mobil / motor, sejauh ini masih tanpa retribusi dan parkir :D